Minggu, 31 Agustus 2014

Mari Melihat Negeri Orang



MARI MELIHAT NEGERI ORANG

Salah satu cara mensyukuri hidup adalah dengan dengan berpetualang di alam, melihat budaya baru dan bertemu dengan orang orang baru. Saya bukanlah tipe orang yang bisa berdiam diri di suatu tempat. Saya adalah orang yang menikmati bepergian ke tempat tempat baru dan bertemu dengan orang orang baru. Saya berprinsip tidak takut pergi kemanapun selama masih satu bahasa, bahasa Indonesia. Saya sangat senang mendaki gunung dan telah mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Saya begitu menikmati budaya setempat dan berbaur dengan masyarakat lokal. Menikmati alam bagi saya adalah salah satu cara merasakan kebesaran sang Pencipta.

Dan kemudian Air Asia merubah prinsip tersebut…

The Bund
Mendengar cerita teman teman yang sudah bepergian ke luar negeri, saya merasa prinsipnya harus dirubah : jangan takut pergi kena saja walaupun berbeda bahasa. Walaupun kemampuan berbahasa Inggris pas pasan, saya berniat untuk  melihat negeri orang. Tahun lalu saya akhirnya berhasil mewujudkan keinginan itu. Pada bulan Agustus 2013, Air Asia membawa saya terbang ke Tiongkok. Walaupun tidak mengerti bahasa mandarin, saya selalu ingin mengunjungi negeri ini. Tujuan utama saya adalah melihat Great Wall. Berangkat dengan rute Medan – Kuala Lumpur – Shanghai dan pulang dengan rute yang berbeda Beijing – Kuala Lumpur – Medan. Dengan waktu yang terbatas, Saya sangat menikmati perjalanan di Shanghai dan Beijing. Saat itu suhu udara di Tiongkok sedang panas panasnya. Suhu di siang hari bisa mencapai 38 derajat Celcius. Medan saja yang panas suhunya  tidak pernah mencapai segitu.  Di Shanghai saya menikmati berjalan di Nanjing Road yang konon katanya adalah jalan paling terkenal seantero negeri. Mendatangi The Bund tepian sungai Huangpu tempat memandang gedung gedung yang menjadi landmark kota. Naik kapal wisata di malam hari menyusuri sungai Huangpu dan menyaksikan gemerlapnya lampu di gedung gedung landmark Shanghai dalam Huangpu River Cruise.  Menyaksikan piawainya aksi akrobatik kelas wahid di World Circus – ERA . Melihat patung lilin tokoh tokoh terkenal dunia dan idola lokal di Tiongkok di Madame Tussaud Museum. 
View From River Cruise

Mandela di Madame Tussaud
Nanjing Road
World Circus - ERA


Bullet Train Up To 299 Km/Jam
Kemudian saya berangkat ke Beijing menggunakan Bullet Train. Sebenarnya lebih murah dan cepat menggunakan pesawat, tetapi saya ingin merasakan naik kereta peluru ini. Maklum di Indonesia belum ada. Di Beijing saya mengunjungi Tiananmen Square yang luasnya bukan main. Menikmati suasana ramainya Wangfujing Night Market yang menjajakan menu makanan tidak lazim seperti sate kelabang, kalajengking, kecoa, kadal , dan sop bintang laut walaupun saya tidak berani mencoba makanan makanan tersebut. Belanja murah sepuasnya di Qianmen Street. Pastinya kalau ke Beijing, ada Great Wall yang tidak boleh dilewatkan. Akhirnya keinginan saya melihat Great Wall ini terwujud juga. Jujur saya sangat mengagumi Great Wall ini dari banyak literatur yang saya baca. Saya mengunjungi Great Wall dari Badaling dan sangat kagum betapa panjang tembok raksasa ini. Tapi ternyata ada juga kisah sedih karena pembangunannya memakan banyak korban jiwa. Karena kendala bahasa saya punya pengalaman kesasar dan salah pesan makanan. Sungguh ada sensani tertentu dalam keadaan terasing di negeri orang. Pengalaman pertama di luar negeri membuat saya kecanduan dan tentu saja berniat untuk mengulanginya lagi.
Wangfujing Night Market

Great Wall Badaling

Great Wall

Forbidden City

Qianmen

Pusat Souvenir Qianmen

 
Liburan lebaran tahun 2014 ini saya menemani ibu berobat ke Penang. Kami menggunakan Air Asia rute Medan-Penang PP. Penerbangan beralangsung singkat hanya 45 menit. Mayoritas penumpang adalah orang orang Indonesia yang ingin berobat ke Penang dan Kru Air Asia rute ini terlihat sangat familiar dan terlatih menangani penumpang.

Melihat negeri orang sungguh mengasikkan dan memperkaya pengalaman diri. St. Augustine pernah mengatakan bahwa dunia adalah sebuah buku dan siapa yang tidak pernah bepergian dia hanya membaca satu halaman saja. Air Asia membantu kita untuk membuka halaman berikutnya. Mari pergi kemana saja, selama ada Air Asia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar